Langkah-Langkah Praktis Mengetahui Hadits Shahih Bagi Orang Awam

Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.- Yang menjadi hujjah adalah hadits shahih

Hadits adalah salah satu landasan hukum Islam. Namun hadits yang bisa dijadikan landasan hukum hanyalah hadits yang maqbul, yaitu hadits shahih dan hasan.

Adapun hadits lemah apalagi palsu maka tidak bisa menjadi hujjah (landasan hukum).

Imam Muslim bin Hajjaj mengatakan:

اعلم وفقك الله أن الواجب على كل أحد عرف التمييز بين صحيح الروايات وسقيمها وثقات الناقلين لها من المتهمين: أن لا يروي منها إلا ما عرف صحة مخارجه والستارة في ناقليه

"Ketahuilah, semoga Allah memberimu taufik, bahwa wajib bagi setiap Muslim untuk mengetahui perbedaan antara riwayat yang shahih dan yang tidak shahih. Dan perbedaan antara perawi yang tsiqah dan yang tertuduh berdusta. Dan hendaknya tidak meriwayatkan hadits-hadits tersebut kecuali yang diketahui keshahihannya dan selamat para perawinya."(Muqaddimah Shahih Muslim).

Maka tidak boleh kita menyebarkan hadits atau mengamalkannya padahal belum dipastikan hadits tersebut shahih atau tidak.

Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan, "Tidak boleh anda menyebarkan hadits yang belum diketahui kesahihannya.

Yaitu dengan cara merujuk kepada kitab-kitab hadits untuk mengetahui siapa para perawinya atau kepada kitab-kitab (para ulama) yang menjelaskan mana hadits shahih dan mana hadits yang tidak shahih. Wajib untuk menjelaskannya kepada orang-orang, agar mereka tidak tertipu."

Karena Nabi Shallalalhu'alaihi Wasallambersabda:

مَن حَدَّثَ عني بحديثٍ وهو يرى أنه كذبٌ فهو أحدُ الكاذبين

"Barangsiapa menyampaikan hadits dariku, dan ia menyangka hadits tersebut dusta, maka ia salah satu dari dua pendusta." (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih Muslim, At Tirmidzi no. 2662).

Beliau juga bersabda:

كفى بالمرءِ إثمًا أن يُحدِّثَ بكلِّ ما سمِع

"Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendosa jika ia menyampaikan setiap yang ia dengar." (HR. Muslim no. 5).

Untuk mengetahui keshahihan hadits, seseorang perlu belajar ilmu hadits.

Namun bagi orang awam, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mengetahui keshahihan hadits, minimal agar ia selamat dari menyebarkan hadits-hadits yang palsu.

🟩 Langkah-langkah Mengetahui Keshahihan Hadits

☑️ Jika suatu hadits tidak disebutkan info pen-takhrijnya (yaitu: tidak ada keterangan hadits riwayat…) maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Kemudian tanya kepada ahli ilmu mengenai status haditsnya.

☑️ Jika suatu hadits diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari (dalam Shahih Bukhari) atau Imam Muslim (dalam Shahih Muslim), atau keduanya, maka yakinilah itu adalah hadits yang shahih.

☑️ Jika suatu hadits bukan diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari juga bukan Imam Muslim, maka lihatlah:

▶️ Apakah ada keterangan penilaian shahih-dha'if dari ulama hadits? Jika tidak ada, maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Kemudian tanya kepada ahli ilmu mengenai status haditsnya.

▶️ Jika ada keterangan shahih-dha'if dari ulama hadits semisal: Ibnu Hajar Al Asqalani, An Nawawi, Al Haitsami, Al Mundziri, Ad Daruquthni, Ibnu Taimiyah, Adz Dzahabi, Ibnu Katsir, Syu'aib Al Arnauth, Ahmad Syakir, Muqbil bin Hadi, Al Albani, Ibnu Baz, dll, maka peganglah penilaian mereka.

☑️ Jika yang suatu hadits tidak disebutkan info pentakhrij-nya atau disebutkan info pentakhrij-nya namun tidak disebutkan info shahih-dhaif-nya, namun yang membawakan atau menyebutkan hadits adalah seorang ulama atau da'i atau ustadz yang dikenal selektif dalam berhujjah hanya dengan hadits yang shahih, maka peganglah hadits tersebut.

☑️ Jika yang membawakan hadits adalah orang yang bermudah-mudah dalam membawakan hadits, atau sering menggunakan hadits dhaif bahkan palsu, maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Kemudian tanya kepada ahli ilmu mengenai status haditsnya.

Wallahu a'lam, semoga bermanfaat.


0 Response to "Langkah-Langkah Praktis Mengetahui Hadits Shahih Bagi Orang Awam"

Posting Komentar