Gharar dalam Akad Jual Beli

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

🟩 Gharar Dalam Akad.

Jika seseorang membeli mobil atau selainnya dari orang lain, misalnya dengan harga 10.000 riyal secara tunai atau 12.000 riyal secara kredit kemudian berpisah dari majelis akad, tanpa ada kesepakatan dari dua akad tadi (mau tunai ataukah kredit), jual beli semacam ini mengandung gharar dalam akad.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammelarang dua bentuk transaksi dalam satu akad" (HR. An-Nasai, no. 4632; Tirmidzi, no. 1231; dan Ahmad, 2:174. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini sahih sebagaimana dalam Al-Jaami' Ash-Shahih, no. 6943).

Lihat penjelasan di atas dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-'Ilmiyyah wa Al-Ifta' (Komisi Tetap Urusan Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi), Pertanyaan 15-169, 15/6/1393 H.

🟩 Gharar Dalam Objek Akad (barang atau harga)

1️⃣ Fisik barang tidak jelas.

Contoh: menjual barang dalam kotak dengan harga Rp.100.000,-.

2️⃣ Sifat barang tidak jelas.

Contoh: menjual mobil dengan harga Rp.50.000.000,-, di mana pembeli belum pernah melihat mobil dan belum dijelaskan spesifikasinya.

3️⃣ Ukuran barang tidak jelas.

Contoh: menjual tanah Rp.10.000.000,- tanpa menentukan ukuran batasannya.

4️⃣ Barang bukan milik penjual.

Contoh: seorang calo tanah membuat transaksi jual beli dengan pihak ketiga tanpa mendapatkan izin dari pemilik tanah sebelumnya.

Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِينِي الرَّجُلُ فَيَسْأَلُنِي الْبَيْعَ لَيْسَ عِنْدِي أَبِيعُهُ مِنْهُ ثُمَّ أَبْتَاعُهُ لَهُ مِنْ السُّوقِ قَالَ لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ

"Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku membelinya untuk mereka dari pasar?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammenjawab, "Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu." (HR. Abu Daud, no. 3503; An-Nasai, no. 4613; Tirmidzi, no. 1232; dan Ibnu Majah, no. 2187. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini sahih).

Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلاَ شَرْطَانِ فِى بَيْعٍ وَلاَ رِبْحُ مَا لَمْ تَضْمَنْ وَلاَ بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ

"Tidak halal menggabungkan antara akad pinjaman dan jual beli. Tidak halal dua persyaratan dalam jual beli. Tidak halal keuntungan barang yang tidak dalam jaminanmu. Tidak halal menjual barang yang bukan milikmu." (HR. Abu Daud, no. 3504 dan Tirmidzi, no. 1234. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

5️⃣ Barang yang telah dibeli penjual namun belum diterima dari penjual pertama.

Contoh: A membeli motor dari B. Sebelum A menerima motor dari B, A menjual kepada C.

A menerima uang dari C dan meminta B untuk menyerahkan langsung motor ke C.

Ini termasuk bai' gharar karena motor tersebut bisa jadi lenyap dari B dan tidak bisa diserahterimakan kepada C.

Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنِّي أَشْتَرِي بُيُوعًا فَمَا يَحِلُّ لِي مِنْهَا ، وَمَا يُحَرَّمُ عَلَيَّ قَالَ : فَإِذَا اشْتَرَيْتَ بَيْعًا ، فَلاَ تَبِعْهُ حَتَّى تَقْبِضَهُ.

"Wahai Rasulullah, saya sering melakukan jual beli, apa jual beli yang halal dan yang haram? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai anak saudaraku! Bila engkau membeli sebuah barang janganlah engkau jual sebelum barang tersebut engkau terima.'" (HR. Ahmad, 3:402. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih dilihat dari jalur lainnya, secara sanad hadits ini hasan).

6️⃣ Barang tidak dapat diserahterimakan.

Contoh: barang di luar negeri dan ia menjualnya di Indonesia.

Ini termasuk jual beli gharar, karena barang tersebut kemungkinan tidak diizinkan masuk ke Indonesia.

7️⃣ Gharar pada harga disebabkan penjual tidak menentukan harga.

Contoh: Aku jual mobil dengan harga sesukamu. Namun masih boleh jual beli dengan penetapan harga pasar.

Wallahu a'lam bish-showab.


0 Response to "Gharar dalam Akad Jual Beli"

Posting Komentar