Fiqh Mengiringi Dan Menguburkan Jenazah.

Rangkuman Kajian Islamadina
Kajian Kitab AtTadzkirah.
11 Oktober 2020/ 23 Safar 1442H
Ustadz Oemar Mita.

Bismillahirrahmanirrahim.

✅ Hanya kepada Allah Tabaraka Wata'alalah kita boleh menyandar. Sebagai dzat Maha Rahman Maha Rahim. Maha pemberi kenikmatan tiada henti walaupun manusia terus mengkhianati dengan melakukan maksiat. Udara segar, air bersih, makanan minuman lezat, kesehatan walau Kita balas dengan kemaksiatan.

Sungguh beruntung siapapun yang memiliki keimanan untuk mengharap ridho Allah Tabaraka Wata'ala. Dan wajib baginya bersyukur tiada henti. Termasuk dengan tidak mendatangkan tuhan lainnya atau apapun yang kita sembah selain Allah Tabaraka Wata'ala.

Allah Tabaraka Wata'ala tempat bergantung. Satu satunya. Maha Perkasa. Maha Berkuasa. Maha Pemilik semua rezeki.

✅ Berpikirlah terus positif walau sedang resesi dan pandemi. Karena selalu ada Allah Tabaraka Wata'ala sebagai backing sebagai pelindung kita.

Semoga jangan sampai Allah Tabaraka Wata'ala meninggalkan kita.

✅ Seorang sahabat رضي الله عنه saat ditanya mengapa kaum muslimin selalu menang dalam perang walau jumlah prajuritnya sedikit?

Beliau رضي الله عنه menjawab bahwa kaum muslimin berperang mencari kehidupan kebaikan setelah kematian.
Sedangkan musuh islam berperang mencari kehidupan dunia.

✅ Bagi muslim kehidupan tidak sekali (you only live once), tetapi dua kali. Hidup di dunia. Dan hidup setelah kematian.

Dan bekal setelah kematian itulah kita wajib untuk berlomba2 mengumpulkannya. Sebanyak mungkin. Bekal menuju surgaNya Allah Tabaraka Wata'ala.

✅ Kehidupan kebaikan setelah kematian adalah kehidupan yang dicari oleh semua kaum muslim.

Maka itulah seorang muslim selalu menjaga dirinya di kehidupan sekarang agar kehidupan setelah kematian bisa mendapat kebaikan. Itulah kehidupan yang sejati bagi seorang muslim.

Jangan sampai panjang dan lelahnya kehidupan setelah kematian kita hadapi tanpa bekal, tanpa bekal kebaikan, Wal' iyyadzubillah.

⬛️🟦🟩 Mengiringi Jenazah

Mengiringi jenazah itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Jika sebagian muslim telah melakukan maka yang lain tidak perlu melakukan lagi.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ (وَفِي رِوَايَةٍ: يَجِبُ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيْهِ) خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ (رواه البخاري ومسلم)

Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima, (yaitu): menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangannya dan mendo'akan orang yang bersin. [HR Bukhari dan Muslim].

▶️ Jika seseorang muslim hadir sampai mayit dishalatkan akan mendapat satu qirath
Jika ia mendampingi mayit sampai dikuburkan ia akan mendapat dua qirath.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ (رواه مسلم)

Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dishalatkan, maka dia memperoleh satu qirath. Dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga dikuburkan, maka dia memperoleh dua qirath,".kemudian Beliau ditanya: "Apa yang dimaksud dengan dua qirath?" Beliau menjawab,"Seperti dua gunung yang besar." [HR Muslim].

▶️ Mengiringi jenazah tidak boleh terlalu lama.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata : Saya mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَسْرِعُوا بِالْجَنَازَةِ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَرَّبْتُمُوهَا إِلَى الْخَيْرِ وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ ذَلِكَ كَانَ شَرًّا تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ (رواه مسلم)

Bersegaralah kalian ketika membawa jenazah. Apabila dia orang shalih, maka kalian akan segera mendekatkannya kepada kebaikan. Dan apabila bukan orang shalih, maka kalian segera meletakkan kejelekan dari punggung-punggung kalian. [HR Muslim].

▶️ Mengiringi dan mengangkat jenazah adalah khusus bagi kaum lelaki. Tidak boleh bagi wanita untuk mengiringi jenazah

Sesuai hadits Ummu Athiyah menyatakan:

نُهِينَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا (رواه البخاري)

Kami dilarang untuk mengiringi jenazah, akan tetapi tidak ditekankan kepada kami. [HR Bukhari].

Termasuk diantara sebabnya agar tidak ada ikhtilat - tercampurnya lelaki dan wanita, juga wanita dikhawatirkan terlihat auratnya. Serta menjaga agar wanita (yang lebih emosional) terhindar dari perilaku niyahah. Menangis berlebihan yang dilarang agama.

▶️ Diperbolehkan berjalan di belakang jenazah atau di depannya. Keduanya diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Akan tetapi, yang afdhal berjalan di belakangnya, sebagaimana mafhum dari sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

عُوْدُوْا الْمَرِيْضَ وَاتَّبِعُوْا الْجَنَائِزَ )أخرجه الهيثمي)

Jenguklah orang yang sakit dan ikutilah jenazah. [Dikeluarkan oleh Al Haitsami].

Berjalan di belakang jenazah lebih afdhal daripada berjalan di belakangnya seperti keutamaan seorang lelaki shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat sendirian.

Sedangkan orang yang naik kendaraan berjalan di belakang jenazah.

▶️ Mengiringi jenazah harus diam. Takzim mengambil hikmah dengan diam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: "Tidak dianjurkan untuk mengeraskan suara ketika mengiringi jenazah, baik dengan bacaan atau dzikir atau yang lain. Hal ini merupakan madzhab imam yang empat. Dan inilah yang kami ketahui dari salaf, dari para sahabat dan tabi'in. Aku tidak mengetahui seorangpun yang menyelisihinya." [Lihat Majmu' Fatawa (24/293,294)].

▶️ Disunnahkan untuk tidak duduk hingga jenazah diletakkan di tanah.

Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا اتَّبَعْتُمْ جَنَازَةً فَلَا تَجْلِسُوا حَتَّى تُوضَعَ (رواه البخاري ومسلم)

Apabila kalian mengikuti jenazah, maka janganlah duduk hingga diletakkan. [HR Bukhari dan Muslim].

▶️ Disunnahkan bagi orang yang telah selesai mengangkat jenazah untuk wudhu'.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ غَسَّلَ مَيِّتًا فَلْيَغْتَسِلْ وَمَنْ حَمَلَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ (رواه أبو داود والترمذي)

Barangsiapa yang memandikan mayit, maka hendaklah dia mandi. Dan barangsiapa yang mengangkatnya, maka hendaklah dia berwudhu'. [HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan beliau menghasankannya)].

⬛️🟦🟩 Menguburkan Jenazah.

▶️ Yang menguburkan mayat adalah kaum lelaki, meskipun mayat tersebut wanita.

Dan yang menguburkan adalah wali (keluarga) dari mayit. Mereka merupakan orang yang paling berhak menguburkannya, berdasarkan keumuman firman Allah:

وَأُوْلُوا اْلأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللهِ

Dan orang yang memiliki hubungan kerabat sebagian diantara mereka lebih berhak daripada yang lain. [Al Anfal:75].

▶️ Disunnahkan untuk memakamkan di kuburan tempat orang shalih. Mayit orang yang shalih berhak mendapat tempat terbaik yaitu kuburan orang shalih.

Contoh kuburan orang shalih adalah kuburan Baqi di Madinah. Tempat dikuburkannya banyak sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam.

Tidak boleh mengubur orang kafir di kuburan kaum muslimin dan sebaliknya.

▶️ Disunnahkan untuk memperluas dan mendalamkan kuburan.

Karena diriwayatkan dari Hisyam bin 'Amir Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: Dikeluhkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang orang yang mati terluka pada perang Uhud.
Kemudian Beliau bersabda:

احْفِرُوا وَأَوْسِعُوا وَأَحْسِنُوا … (رواه الترمذي)

Galilah dan luaskanlah, dan baguskanlah kuburan mereka. [HR At Tirmidzi].

Karena yang demikian lebih tertutup bagi mayit dan lebih terjaga dari binatang buas, dan baunya tidak akan mengganggu orang yang hidup.

▶️ Arah kubur terbaik itu harus kearah kiblat.

▶️ Diperbolehkan untuk mengubur mayat di setiap waktu, dan makruh hukumnya mengubur mayat pada tiga waktu yang dilarang, sebagaimana telah dijelaskan dalam shalat jenazah, kecuali jika karena adanya darurat.

1. Matahari saat terbit
2. Matahari saat terik tepat tengah hari
3. Matahari saat tenggelam. Menjelang maghrib.

▶️ Disunnahkan bagi orang yang memasukkan mayat untuk berdo'a. Berdasar sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

إِذَا وَضَعْتُمْ مَوْتَاكُمْ فِي قُبُوْرِهِمْ فَقُوْلُوْا بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلًّةِ رَسُوْلِ اللهِ (رواه الحاكم)

Apabila kalian meletakkan jenazah di kuburnya, maka ucapkanlah:

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلًّةِ رَسُوْل اللهِ

(dengan nama Allah dan di atas agama Muhammad). [HR Al Hakim].

▶️ Disunnahkan bagi orang yang ada di kuburan untuk melempar tanah tiga kali dengan kedua tangannya setelah selesai menutup lahad.

Karena hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ ثُمَّ أَتَى قَبْرَ الْمَيِّتِ فَحَثَى عَلَيْهِ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ ثَلَاثًا (رواه ابن ماجه)

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu menyalatkan jenazah, kemudian Beliau melemparkan tanah dari arah kepalanya tiga kali. [HR Ibnu Majah].

▶️ Disunnahkan untuk melepas alas kaki di kuburan.

Didalam hadits Basyir bin Nahik (bekas budak Rasulullah), ia berkata:

بَيْنَمَا أَنَا أُمَاشِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ … فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي الْقُبُورِ عَلَيْهِ نَعْلَانِ فَقَالَ يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا (رواه أبو داود)

Ketika aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di kuburan dengan mengenakan sandal. Kemudian Beliau bersabda: "Wahai, orang yang mengenakan sandal! Celakalah engkau! Lepaskanlah dua sandalmu!" Kemudian lelaki tersebut melihat sandalnya. ketika dia melihat Rasulullah melepas sandalnya, maka dia melepas dan melempar kedua sandalnya. [HR Abu Dawud, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani].

▶️ Diharamkan menguburkan orang diatas kuburan orang lain. Kecuali kuburan orang lain tersebut telah menjadi tanah.

🟦🟩 Bagaimana Bertakziah ?

Yang dimaksud dengan takziyah, yaitu menghibur keluarga mayit dengan menganjurkan supaya mereka bersabar terhadap taqdir Allah dan mengharapkan pahala dariNya. Waktu takziyah, dimulai ketika terjadinya kematian, baik sebelum dan setelah mayat dikubur, sehingga hilang dan terlupakan kesedihan mereka.

▶️ Takziah adalah sunnah.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه ابن ماجه) Tidak ada seorang mukmin yang memberikan takziyah kepada saudaranya dalam suatu musibah, kecuali Allah akan memberikan kepadanya dari pakaian kehormatan pada hari kiamat. [HR Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani]

▶️ Doakan keluarga mayit yang baru meninggal. Tidak hanya mayit. Tapi juga keluarganya.

▶️ Disunnahkan orang untuk membuatkan makanan bagi keluarga siMayit.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan hal itu, ketika Ja'far bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu mati syahid.

Beliau bersabda:

اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَإِنَّهُ قَدْ أَتَاهُمْ أَمْرٌ شَغَلَهُمْ (رواه أبو داود)

Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far karena telah datang perkara yang menyibukkan mereka. [HR Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh Al Albani].

▶️ Jangan mencela orang yang meninggal dunia.

Dari 'Aisyah, beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا (رواه البخاري)

Janganlah kalian mencela orang yang sudah mati, karena mereka mendapatkan dari apa yang telah mereka kerjakan. [HR Bukhari].

▶️ Para petakziah dianjurkan untuk mengingaykan keluarga mayit.

- Mengingatkan Untuk ridho. Agar terhindari mereka dari Niyahah.
- Mengingatkan keluarga untuk melunasi hutang siMayit.
- Mengingatkan keluarga mayit untuk menyegerakan pembagian waris.
- Mengingatkan keluarga mayit untuk menyegerakan pelaksanaan wasiat.

Wallahu a'lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. Demikian. Semoga bermanfaat.

Dirangkum oleh Abu ISLAMADINA

"Jika ada kesalahan dalam materi maka hal itu berasal dari perangkum dan bukan dari materi kajian atau ustadz pemberi materi".


0 Response to "Fiqh Mengiringi Dan Menguburkan Jenazah. "

Posting Komentar