Apakah Wajib Menceraikan Istri Berakhlak Buruk?

Syaqiq al-Balkhi memiliki isteri yang buruk akhlaknya, pedas lisannya dan buruk perilakunya kepada suami.

Ada yang bertanya kepada beliau, "Mengapa anda tidak menceraikannya padahal dia sering menyakiti anda dengan keburukkan akhlaknya?".

Jawaban beliau,

إِنْ كَانَتْ سَيِّئَةَ الْخُلُقِ فَأَنَا حَسَنُ الْخُلُقِ وَلَوْ فَارَقْتُهَا صِرْتُ مِثْلَهَا وَمَعَ هَذَا أَخَافُ أَلَّا يُمْسِكَهَا أَحَدٌ غَيْرِي لِسُوْءِ خُلُقِهَا

Meski dia adalah wanita yang buruk akhlaknya namun aku adalah seorang suami yang bagus akhlaknya. Andai kuceraikan aku akan menjadi orang yang buruk akhlaknya seperti dirinya. Di samping itu jika kuceraikan aku khawatir tidak ada yang kuat menjadi suaminya selain diriku karena demikian buruk akhlaknya.

Al-Jawahir al-Lu'luiyyah hlm 291, Darul Minhaj Jeddah.

Realita menunjukkan bahwa suami isteri itu tidak mesti semisal dalam kualitas perilaku. Terkadang dijumpai suami seorang yang lembut dan berakhlak mulia namun isterinya kebalikannya. Demikian juga sebaliknya.

Laki-laki yang shalih itu belum tentu berjodoh dengan wanita shalihah dan sebaliknya.

Kondisi pasangan kita paska pernikahan itu suatu hal yang 'gelap'. Boleh jadi sebelum nikah lembut namun berubah kasar setelah menikah.

Inilah pentingnya istikharah dan doa sebelum menentukan pilihan menikah dengan seseoran

Ada dua pertimbangan Syaqiq al-Balkhi untuk tidak menceraikan isterinya yang memiliki akhlak dan perilaku yang buruk.

1️⃣ Menceraikan isteri itu akhlak yang buruk. Suami yang berakhlak mulia itu menjadi berakhlak yang jelek gara-gara menceraikan isteri tanpa alasan yang kuat.

2️⃣ Demikian juga minta cerai adalah akhlak yang buruk.
Isteri yang bagus akhlaknya dinilai berakhlak yang buruk jika minta cerai tanpa alasan yang kuat.

Kasihan dengan nasib isteri. Beliau khawatir jika menceraikan isterinya tidak ada laki-laki yang kuat menjadi suaminya karena demikian buruk akhlaknya. Akhirnya wanita tersebut hidup tanpa ada laki-laki yang melindungi dan bertanggung jawab menikahinya.

Inilah rasa cinta yang luar biasa dari Syaqiq kepada isterinya.

Semoga Allah jadikan pasangan hidup penulis dan semua pembaca tulisan ini pasangan yang menyebabkan kebahagiaan di dunia dan akherat.

Wallahu a'lam bish-showab.

Penulis: Ustadz Aris Munandar, SS, MPI / Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.


0 Response to "Apakah Wajib Menceraikan Istri Berakhlak Buruk?"

Posting Komentar