Allah Maha Dekat

 Kaidah Allah Tabaraka Wata’ala Maha Dekat, berasal dari ayat berikut ini:

▶️ QS 2: 186


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran”.



⬛️⬛️ Ada beberapa sebab (Asbabun nuzul) turunnya ayat ini, Surat QS 2: 186, yaitu:


✅1️⃣ Asbabun Nuzul ayat ini adalah: “Turun berkenaan dengan datangnya seorang Arab Badui kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bertanya: “Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat menujat atau memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam, hingga turunnya ayat ini sebagai jawabannya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawaid, Abusy Syaikh, dan lain-lain dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdil Hamid, dari Abdah As-Sajastani, dari Ash-Shalt bin Hakim bin Mu’awiyah bin Jayyidah, dari bapaknya, yang bersumber dari datuknya) 


✅2️⃣ Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Turun sebagai jawaban terhadap beberapa sahabat yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Di manakah Rabb kita?” (Diriwayatkan oleh Abd Ar-Razzaq dari Al-Hasan. Hadis ini mursal, tetapi ada beberapa sumber yang memperkuatnya) 


✅3️⃣ Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Turun berkenaan dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa karena Allah telah berfirman dalam Surah Al-Mukmin ayat 60.” Berkatalah salah satu dari mereka: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah Tuhan mendengar doa kita, atau bagaimana?” Sebagai jawabannya turunlah ayat ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir yang bersumber dari Ali) 


✅4️⃣ Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Setelah turun Surah Al-Mukmin ayat 60, para sahabat tidak mengetahui bilamana waktu yang tepat untuk berdoa. Maka turunlah ayat ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Atha’ bin Abi Rabah) 


✅ Ada 14 pertanyaan dalam AlQuran yang berbunyi: يَسْأَلُونَكَ, Semisal pada ayat berikut: 


▶️ QS 2: 189


يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


“ Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji." Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”


▶️ QS 2: 222


وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


“ Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”


Jawaban Allah Tabaraka Wata’ala pada ayat yang demikian selalu dengan kata: “Qul...”


Namun, khususnya pada ayat QS 2: 186, Allah Tabaraka Wata’ala tidak mengawali dengan kalimat “Qul” tetapi dengan فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ

yang menunjukkan Allah Tabaraka Wata’ala Sangat Dekat dengan hamba hambaNya


⬛️⬛️ Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman).


Ibadurrahman Yang kedudukan tertingginya adalah para malaikat. Dan lalu orang orang yang bertauhid. Orang yang berdoaa namun bertaubat dan bertauhid kepada Allah Tabaraka Wata’ala. 


▶️ QS 25: 63


وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا 

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا 

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا 

إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا 


“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,"


dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.


Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal, 


sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.”


✅ Anak dan Harta tidak akan bisa mendekatkan kita kepada Allah Tabaraka Wata’ala. Hanya lah Iman yang bisa mendekatkan kita kepada Allah Tabaraka Wata’ala. 


▶️ QS 34: 37


وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَىٰ إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ 


“Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).


▶️ QS 35: 32-33


ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ


“ Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar”


(Mereka akan mendapat) Surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra”


✅ Ada tiga level “Ibadurrahman”


1. Yang paling dekat, selalu tergegas kod ketaatan

2. Yang pertengahan, yang kadang berbuat dosa tapi bertaubat dan tak bergeser tauhidnya

3. Yang sering berdosa tapi Allah Tabaraka Wata’ala ampuni dosanya


Yang paling utama tentunya yang termasuk dalam golongan pertama, mereka orang yang ridho hatinya dan diridhoi Allah Tabaraka Wata’ala. 


▶️ QS 89: 27-30


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ 

ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً 

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي 

وَادْخُلِي جَنَّتِي 


“Wahai jiwa yang tenang!

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.

Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,”


✅ Allah Tabaraka Wata’ala menciptakan manusia dan jin untuk beribadah dan sebagian dari antaranya yang taat dan bertauhid, tergolong sebagai “Ibadurrahman”, dan ada yang tergolong sebagai hamba yang sesat yaitu yang tidak mau beribadah kepada Allah Tabaraka Wata’ala. 


▶️ QS 51: 56


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 


“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”


✅ Pada dasarnya tidak ada yang mengetahui hal gaib kecuali Allah Tabaraka Wata’ala. 


Jika ingin mengetahui tentang Allah Tabaraka Wata’ala maka cari penjelasan melalui kitabNya. AlQuran. Atau melalui Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam. Melalui sunnah sunnahNya. 


Allah Tabaraka Wata’ala tidak akan menceritakan tentang diriNya kecual kepada sebagian Rasul dan Nabi Nya, yang Allah Tabaraka Wata’ala ridhoi. 


▶️ QS 72: 26-27


عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا 

إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا 


“ Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu.


Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya”.


✅ Tidak boleh seseorang bertanya tentang Allah Tabaraka Wata’ala kecuali kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam melalui AlQuran dan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam 


▶️ QS 6: 50


قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ 


“Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama antara orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"


⬛️⬛️ Allah Sangat Dekat (فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ )


▶️ QS 50: 16 


وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ


“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”


✅ Makna “Qarib”/ “Dekat”disini adalah dekatnya ilmu Allah Tabaraka Wata’ala kepada kita. Pendengaran Allah Tabaraka Wata’ala. Yang Meliputi segala sesuatu.


Sedangkan kedudukan Allah Tabaraka Wata’ala tetap pada tempatNya. DzatNya tetap ada di tempatnya. 


Dekat bukan berarti dzat Allah Tabaraka Wata’ala dekat dengan fisik kita. 


✅ Allah Tabaraka Wata’ala pasti menepati janjinya. Allah Tabaraka Wata’ala pasti benar. Iblis pun mengakui bahwa janji Allah Tabaraka Wata’ala pasti benar. Maka kita jangan sampai lebih lemah keyakinannya dibanding Iblis. 


▶️ QS 14: 22


وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


“ Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menyekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih”.


✅ Allah Tabaraka Wata’ala memberikan syarat, agar hambanya diterima doa doanya. Dan yang kita minta itu hanyalah yang kita tidak bisa dilakukan dan hanya Allah Tabaraka Wata’ala yang bisa. Sesuatu yang sulit


Allah Tabaraka Wata’ala tidak akan membebani hamba diluar kemampuannya. 

Dan Segala ujian yang diberikan kepada kita adalah sesuai dengan kemampuan kita


Ingat, kita yang butuh Allah Tabaraka Wata’ala. Dan Allah Tabaraka Wata’ala tidak membutuhkan kita 


▶️ QS 35: 15


يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ


“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.”


✅ Syarat agar doa kita diterima Allah Tabaraka Wata’ala ada dua:


☑️ 1. Mentauhidkannya dan menghambakan diri

☑️ 2. Dan beriman kepada Allah Tabaraka Wata’ala. Yaitu “ Beriman yang tak tercampuri syirik”.


▶️ QS 6: 82


الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ 


Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.


✅ Karena Allah Tabaraka Wata’ala Maha Dekat, maka:


Hamba harus memiliki sifat ihsan kepada Allah Tabaraka Wata’ala. Kita harus merasa bahwa Allah Tabaraka Wata’ala selalu melihat kita. Kita.beribadah seolah2 kita merasa Allah Tabaraka Wata’ala melihat kita. Ini adalah makna “Qarib” / dekat Nya Allah Tabaraka Wata’ala. 


✅ Saat berdoa maupun berdzikir tidak perlu berteriak teriak. Atau bersuara keras. 


▶️ QS 7: 55


ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ 


“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”


Banyak orang yang berdoa dengan suara keras, berlebihan. Juga dalam berdzikir. Hukum dzikir harus pelan, tidak dikeraskan. Demikian hukum asalnya. Bahkan bisa dalam hati, kecuali dzikir dzikir yang harus diucap (perlahan) dalam aturan syariat. Semisal dzikir setelah shalat. Dan sejenisnya. 


▶️ QS 7: 205


وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ 


“ Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah”.


✅ Dzikir tidak boleh dikeraskan. Dan cukup diam saja. Sebagiamana penjelasan salah satunya melalui hadits berikut:


Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia menceritakan, ketika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu peperangan, kami tidak mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah melainkan dengan mengumandangkan takbir. 


Kemudian beliau mendekati kami dan bersabda: 


"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أرْبعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ فإنَّكم لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا، إِنَّمَا تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا، إِنَّ الذِي تَدْعُونَ أقربُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُق رَاحِلَتِهِ. يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَةً مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ؟ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالْلَّهِ"


Artinya: “Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo’a kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdo’a kepada Rabb yang Mahamendengar lagi Mahamelihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada seorang di antara kalian dari pada leher binatang tunggangannya. Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau aku ajari sebuah kalimat yang termasuk dari perbendaharaan surga? Yaitu: (لا حول ولا قوة إلا بالله) yang artinya tiada daya dan kekuatan melainkan hanya karena pertolongan Allah.” 

(HR. Ahmad: 4/402. Hadis tersebut diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim serta beberapa periwayat lainnya, dari Abu Utsman An-Nahdi) 


✅ Dalam beramal harus selalu ikhlas, karena Allah Tabaraka Wata’ala Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah Tabaraka Wata’ala Sangat Dekat. 


▶️ QS 40: 19


يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ 


“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada”


Camkan Nasihat Nabi Lukman alaihissalam kepada anaknya


▶️ QS 31: 16


يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ 


“(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti”


▶️ QS 67: 12


إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ 


وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ ۖ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ


“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.


Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati”


▶️ QS 79: 40-41


“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,

maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)”.


✅ Allah Tabaraka Wata’ala sangat suka kepada hamba yang berdoa dan memohon kepadaNya. 


Bahkan mengancam yang tidak berdoa kepada Allah Tabaraka Wata’ala. Artinya sombong dan dimasukkan ke neraka jika tidak pernah berdoa kepada Allah Tabaraka Wata’ala. 


▶️ QS 40: 60 


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."


Ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Dan memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya


Dari Nu’man bin Basyir bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Doa adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”. [QS Ghafir : 60].


Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.


“Artinya : Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 12/267-268].

Demikian rangkuman kajian ini. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq 



0 Response to "Allah Maha Dekat "

Posting Komentar